Rabu, 17 Januari 2018

Sanggar Seni Bagaskara

Adalah Suci Wardani, pemilik Sanggar Bagaskara yang fokus dalam upaya mengembangkan dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Bermula dari sebuah Event Organizer yang mulai bergerak pada tahun 2000, Suci mengembangkannya sebelum akhirnya diresmikan menjadi sanggar di tahun 2009. Nama Bagaskara itu sendiri diambil dari anak pertama laki-lakinya. Sanggar Bagaskara pun berkembang tidak hanya menjadi tempat pembelajaran tari tradisional, namun keahlian pencak silat juga dilestarikan. Bahkan pembelajaran tarian modern (modern dance) pun direspon sebagai wadah minat bagi generasi muda. Sanggar Bagaskara sendiri memiliki beberapa program seni tari seperti Seni Tari Sunda, Modern Dance, Seni Tari Nusantara, dan Silat Panglipur. Setiap program memiliki daya tarik sesuai engan minat yang dimiliki oleh setiap anak didik. Seperti Seni Tari Sunda yang memiliki tiga rincian materi yaitu yang pertama tari klasik yang berasal dari kalangan ningrat tatar Jawa Barat yang memiliki nilai artistic tinggi, contohnya Tari Sekar Putri, Tari Srikandi Yudha, Tari Topeng, dsb. Yang kedua yaitu Tari Kreasi yang merupakan perubahan dan pengembangan dari tari Klasik, hasil dari stilasi dan distorsi gerak sehingga tercipta bentuk-bentuk gerak baru seperti Tari Merak, Tari Kandangan, Tari Tani dsb. Yang ketiga merupakan Tari Jaipongan yang lahir dari akar Tari Rakyat, seperti Jaipong jali-jali, jaipong bajidor Kahot, Tablo dsb.Selain Tarian Sunda, Tari Bali, Tari Jawa, Tari Minang, Kalimantan, Sulawesi, dan Aceh pun dapat dipelajari dalam program Seni Tari Nusantara.
Selain Tarian Sunda dan Seni Tari Nusantara, Modern Dance dan Silat Panglipur pun dapat dipelajari dalam sanggar seni Bagaskara. Dalam sanggar Bagaskara pun anak didik dapat mempelajari Seni Karawitan seperti Kecapi Suling, Gamelan Degung, Gamelan Salendro, dan Celempungan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar