Selasa, 16 Januari 2018

Sanggar di Kota Bogor

Kota Bogor patut merasa bangga dengan berbagai potensi dan semangat masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan kebudayaan sunda. Kesadaran untuk memelihara itu dilakukan secara turun temurun melalui regenerasi sebagai bentuk kesadaran para seniman dan budayawan dalam mewariskan pemahaman dan keahliannya dalam kebudayaan sunda. Bahkan, tumbuhnya kebudayaan sunda termasuk seni tradisional yang dimiliki itu banyak didorong oleh rasa kecintaan dan kebutuhan sebagai masyarakat sunda yang menginginkan agar tradisinya tetap tumbuh sebagai sesuatu yang khas dan bernilai bagi kehidupan.  Kebudayaan sunda memnag memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan-kebudayaan lain. Secaraumum masyarakat Jawa Barat atau tatar sunda sering dikenal dengan masyarakat religius dan toleran terhadap sesama.Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo “silih asih, silih asah dan silih asuh” yang memiliki arti saling mengasihi, saling mempertajam/mencerdaskandan saling melindungi atau
menjaga. Selain itu masyarakat sunda juga memiliki sejumlah budaya lain yang khas seperti kesopanan,rendah hati terhadap sesama, kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Dalam keseimbangan sosial masyarakat sunda juga melakukan gotong royong untuk mempertahankan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan hubungan antar sesama. Tak hanya itu, pada umumnya karakter masyarakat sunda juga ramah tamah, murah senyum, lemah lembut, dan sangat menghormati orangtua, misalnya dalam penggunaan bahasa Sunda diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk orang tua.Cermin budaya dan kultur masyarakat sunda ini juga mempengaruhi hidupnya kesenian tradisional yang berkembang.
Jika meruntut pada pemahaman, seni tradisional adalah produk budaya lama yang tumbuh, hidup, dan berkembang di masyarakat setempat serta menjadi miliknya. Seni tradisi bersumber dari peristiwa adat yang khas dari masyarakat setempat yang kemudian berkembang secara turun temurun di lingkungan masyarakatnya. Salah satu kesenian yang tumbuh di Jawa Barat atau tatar sunda, termasuk di Bogor misalnya tari jaipongan.
Cerminan budaya sunda yang bernilai dan penuh keluhuran budi pekerti itu disadari sebagai salah satu prinsip hidup dalam masyarakat sunda, termasuk di Kota Bogor. Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu cerminan budaya sunda itu adalah berkembangnya kesenian tradisional dengan cara turun-temurun atau regenerasi. Hal itu pada umumnya dibarengi engan keikhlasan mengajarkan, toleransi dan keluasan hati dan pikiran untuk memberi tahu kepada orang lain, menjaga kebersamaan dan bahkan mengembangkannya. Nilai-nilai inilah yang pada umumnya menjadi energi dalam pembentukan sanggar-sanggar dan komunitas di Kota Bogor, yaitu bentuk kesadaran untuk memelihara kebudayaan sunda dan seni tradisionalnya. Berbagai tokoh sunda di Kota Bogor yang dianggap sebagai inohong banyak menjadi perintis, pendorong sekaligus pemelihara kebudayaan sunda dan seni tradisional yang hidup di Kota Bogor. Berbagai jenis sanggar menyebar di pelosok Kota Bogor dan berkembang baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Berbagai indikator berdirinya
sanggar di Kota Bogor antara lain:


  •  Berdirinya sanggar-sanggar didirikan oleh tokoh, inohong atau sesepuh yang menjadi perintis, pengajar, pendorong sekaligus pemelihara seni tradisi dan didukung oleh masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.


  •  Masing-masing sanggar di Kota Bogor memiliki pewaris baik itu keturunannya secara langsung maupun anak didiknya yang mengembangkan sanggar-sanggar tersebut atau dikembangkan di luar sanggar tersebut.


  •  Berdirinya sanggar di Kota Bogor juga dilakukan dan dimotivasi oleh para cendikiawan seni yang memiliki latar belakang akademis dan melakukan pengabdian mereka dengan mengajarkan seni tradisi sunda, termasuk melakukan pengembanganpengembangan secara inovatif.


  •  Berbagai sanggar di Kota Bogor memiliki ciri khas dan karya seni masing-masing yang ikut memperkaya pertumbuhan dan pengembangan kesenian sunda secara umum di Kota Bogor.


  •  Sanggar-sanggar di Kota Bogor mampu melahirkan prestasi dan umumnya berhasil melakukan regenerasi dengan memberi pengetahuan, pengajaran, pengalaman,

wawasan hingga kecintaan terhadap karya seni tradisional sunda.

  •  Sanggar telah menjadi wadah prestasi bagi anggota sanggar, selain banyak pula



















yang berkembang sebagai tempat penghasilan yang cukup membantu bagi kehidupan sanggar maupun anggotanya masing-masing melalui berbagai peran serta bersama dengan pihak luar maupun dukungan dari Pemerintah Kota Bogor, khususnya Disbudparekraf Kota Bogor.w Banyak dari anggota sanggar atau hasil didik sanggar yang turut mengembangkan dan mewariskan pengetahuan dan keahliannya dengan mendirikan sendiri sanggar dan mengajarkan kembali kepada masyarakat lain, terutama bibit-bibit muda berbakat yang lahir dan besar dari sanggar-sanggar tersebut. Terlepas dari berbagai kekurangan, peran serta dan eksistensi serta kegiatankegiatan sanggar yang ada di Kota Bogor, tumbuhnya sanggar-sanggar di Kota Bogor ini telah memberi kekayaan dan potensi bagi Kota Bogor dalam memelihara dan mengembangkan kesenian di Kota Bogor, baik itu seni tradisi berupa seni-seni pertunjukan maupun kesenian lainnya seperti seni rupa, musik/karawitan hingga seni tari dan bentuk-bentuk lainnya.
Dari jumlah sanggar yang cukup besar di Kota Bogor, tidak banyak sanggar yang melakukan pencatatan kepada Pemerintah Kota Bogor sebagai upaya formal dalam mengembangkan dan melakukan peran aktifnya di dunia kesenian. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada Standar Pelayanan Minimal disaat sanggar-sanggar tersebut membutuhkan dukungan, fasilitas dan pembinaan dari Pemerintah Kota Bogor. Untuk sementara, ada sekitar 40 sanggar dan padepokan di Kota Bogor yang mencatatkan diri secara formal di 
Kota Bogor (Tabel 1, Daftar Nama Sanggar/Padepokan di Kota Bogor).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar