Adalah
Suci Wardani, pemilik Sanggar Bagaskara yang fokus dalam upaya mengembangkan
dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Bermula dari sebuah Event
Organizer yang mulai bergerak pada tahun 2000, Suci mengembangkannya sebelum
akhirnya diresmikan menjadi sanggar di tahun 2009. Nama Bagaskara itu sendiri diambil dari
anak pertama laki-lakinya. Sanggar
Bagaskara pun berkembang tidak hanya menjadi tempat pembelajaran tari tradisional,
namun keahlian pencak silat juga dilestarikan. Bahkan pembelajaran tarian modern (modern
dance) pun direspon sebagai wadah minat bagi generasi muda. Sanggar
Bagaskara sendiri memiliki beberapa program seni tari seperti Seni Tari Sunda, Modern
Dance, Seni Tari Nusantara, dan Silat Panglipur. Setiap program memiliki daya tarik
sesuai engan minat yang dimiliki oleh setiap anak didik. Seperti Seni Tari
Sunda yang memiliki
tiga rincian materi yaitu yang pertama tari klasik yang berasal dari kalangan
ningrat tatar Jawa Barat yang memiliki nilai artistic tinggi, contohnya Tari
Sekar Putri, Tari
Srikandi Yudha, Tari Topeng, dsb. Yang kedua yaitu Tari Kreasi yang merupakan
perubahan dan pengembangan dari tari Klasik, hasil dari stilasi dan distorsi gerak sehingga
tercipta bentuk-bentuk gerak baru seperti Tari Merak, Tari Kandangan, Tari Tani dsb.
Yang ketiga merupakan Tari Jaipongan yang lahir dari akar Tari Rakyat, seperti
Jaipong jali-jali, jaipong bajidor Kahot, Tablo dsb.Selain Tarian Sunda, Tari
Bali, Tari Jawa,
Tari Minang, Kalimantan, Sulawesi, dan Aceh pun dapat dipelajari dalam program Seni
Tari Nusantara.
Selain Tarian Sunda dan Seni Tari Nusantara, Modern Dance dan Silat Panglipur pun dapat dipelajari dalam sanggar seni Bagaskara. Dalam sanggar Bagaskara pun anak didik dapat mempelajari Seni Karawitan seperti Kecapi Suling, Gamelan Degung, Gamelan Salendro, dan Celempungan
Selain Tarian Sunda dan Seni Tari Nusantara, Modern Dance dan Silat Panglipur pun dapat dipelajari dalam sanggar seni Bagaskara. Dalam sanggar Bagaskara pun anak didik dapat mempelajari Seni Karawitan seperti Kecapi Suling, Gamelan Degung, Gamelan Salendro, dan Celempungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar