Sanggar Dewi Sri diambil dari dua kata Dewi dan Sri. Dewi artinya putri yang anggun, baik, sopan dan tidak sombong. Sedangkan Sri adalah pohaci atau padi. Padi memiliki filosofi bahwa semakin berisi semakin merunduk. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sanggar ini mengacu kepada dua kata itu. Artinya semakin banyak ilmu dan pengalaman menjadikan sanggar ini tidak lagi harus
sombong dan angkuh. Keprihatinan pudarnya kesenian dan kebudayaan Indonesia dikalangan generasi muda menjadi langkah awal berdirinya Sanggar Dewi Sri. Tepat pada tanggal 12 Desember 1991 didirikan di Kota Bogor. Disertai semangat yang besar, kalangan generasi penerus merupakan tulang punggung untuk memertahankan kesenian dan kebudayaan ini. Sanggar Dewi Sri selalu aktif melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan, pengembangan keterampilan dan pertunjukan daerah mulai dari Karawitan Gending, Karawitan Sekar, Karawitan Sekar Gending, Karawitan Tari berupa jaipongan, klasik dan seni pertunjukan.
sombong dan angkuh. Keprihatinan pudarnya kesenian dan kebudayaan Indonesia dikalangan generasi muda menjadi langkah awal berdirinya Sanggar Dewi Sri. Tepat pada tanggal 12 Desember 1991 didirikan di Kota Bogor. Disertai semangat yang besar, kalangan generasi penerus merupakan tulang punggung untuk memertahankan kesenian dan kebudayaan ini. Sanggar Dewi Sri selalu aktif melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan, pengembangan keterampilan dan pertunjukan daerah mulai dari Karawitan Gending, Karawitan Sekar, Karawitan Sekar Gending, Karawitan Tari berupa jaipongan, klasik dan seni pertunjukan.
Berbagai bentuk kesenian mampu dihadirkan ikut memperkaya hidupnya kesenian tradisional di Kota Bogor, seperti degung, jaipongan, upacara adat penyambutan penganten, sawer panganten, siraman, ngeuyeuki seureuh, sisingaan (ngarak panganten sunat), kacapi suling, reog, calung, rampak gendang, tari jaipongan hingga tari klasik.
sc : heibogor.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar